SAGUNUNG SAMAUNG IDENTIFIKASI FLORA FAUNA LANGKA DI PEGUNUNGAN CANGGAH JAWA BARAT

KARAWANG-Sejumlah flora-fauna langka di jajaran Pegunungan Canggah, yang meliputi Gunung Bukit Tunggul, Gunung Canggah, Gunung Jambu, dan Gunung Kadaka baru-baru ini berhasil diidentifikasi oleh tim Sagunung Samaung. Pegunungan Canggah ini berada di Jawa Barat yang meliputi tiga Kabupaten, yaitu Subang, Bandung, dan Sumedang.

Salah satu flora langka yang berhasil teridentifikasi adalah tanaman pemakan serangga atau carnivorous plant, yaitu kantong semar jenis Nepenthes gymnamphora. Sedangkan fauna langka yang terdata diantaranya Owa Jawa (Hylobates moloch), Lutung Jawa (Trachypithecus auratus), Surili (Presbytis comata), dan juga Elang Ular (Spilornis cheela). Selain itu, jejak-jejak cakaran tanah, cakaran pohon dan juga fases karnivora besar juga berhasil ditemukan di kawasan hutan Pegunungan Canggah.

Perlu diketahui, tumbuhan kantong semar jenis Nepenthes gymnamphora adalah tumbuhan dilundungi dalam daftar Tumbuhan dan Satwa Dilindungi dalam Permen No. 106 Tahun 2018. Begitu juga dengan Lutung Jawa, Owa Jawa, dan Surili juga merupakan satwa dilindungi. Lutung Jawa dan Owa Jawa sendiri merupakan primata endemik jawa, sedangkan surili adalah primata endemik Jawa Barat.

Selain sebagai flora dilindungi, Nepenthes gymnamphora dalam IUCN (The International Union for Conservation of Nature’s) Red List masuk dalam ketegori Least Concern (LC). Sedangkan Owa Jawa juga masuk dalam IUCN Red List dengan kategori Endagered (EN) atau terancam punah. Sedangkan dalam CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) Owa Jawa masuk dalam kategori Appendiks I, yaitu daftar spesies hewan dan tumbuhan yang dilarang dalam segala bentuk perdagangan secara internasional.

Sedangkan satwa lainnya, Lutnug Jawa dalam IUCN Red List masuk kategori Vulnerable atau VU dan Appendiks 2 CITES. Surili primata khas Jawa Barat masuk dalam kategori Endagered (EN) IUCN Red List dan Appendiks 2 CITES. Sementara itu Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) masuk dalam kategori Endagered (EN) IUCN Red List dan Appendiks 1 CITES.

Iis Rochati, Ketua Yayasan Sagunung Samaung di Sekretariat Sagunung Samaung di Jalan Cagak, Subang, Rabu 6 Maret 2024 mengatakan bahwa flora-fauna langka dan dilindungi ini terdata ketika melakukan survey selama seminggu pada awal Maret 2024.

“Survey ini kami lakukan bersama anak-anak Sagunung Samaung dalam rangka pra ekspedisi untuk mendata biodiversitas kawasan Pegunungan Canggah yang meliputi beberapa gunung di Kabupaten Subang, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Bandung.” Terang Ceu Iis, biasa Iis Rochati dipanggil.

Tujuan ekspedisi pendataan biodiversitas ini menurut Ceu Iis adalah untuk mendata keanekaragaman hayati terutama flora-fauna langka dilindungi yang ada di kawasan hutan Pegunungan Canggah. Juga untuk mendata mata air dan mitigasi bencana.”Rencana pendataan sendiri akan dilakukan selama kurang lebih dua bulan, dan kemungkinan pelaksanaannya setelah lebaran tahun ini.” Tambah Ceu Iis.

Pada saat survey pra ekspedisi Ceu Iis dibantu oleh tim Sanggabuana Wildlife Ranger dari Sanggabuana Conservation Foundation (SCF), dan beberapa peneliti dan ahli dari beberapa lembaga dan universitas.

Dalam pendataan yang akan datang Ceu Iis berencana akan sekaligus mendata secara visual keanekaragaman hayati yang ada, baik menggunakan alat perekam langsung dengan kamera DSLR maupun perekaman visual dengan kamera jebak (Trap Camera). Hasil pendataan keanekaragaman hayati ini, juga data mitigasi bencana diharapkan Ceu Iis bisa dopakai untuk rujukan pengelolaan kawasan Pegugungan Canggah kedepan seperti apa.

“Apakah hutannya masih mempunyai daya dukung yang bagus untuk satwa yang ada termasuk tata airnya, bagaimana ekosistemnya, dan potensi bencana yang ada. Jika perlu, untuk tujuan penyelamatan bisa saja akan terjadi usulan perubahan fungsi kawasan hutan yang ada.” Tutup Ceu Iis yang baru saja pulang dari hutan memasang kamera trap untuk merekam satwa liar di Gunung Canggah.(red) 

Baca juga

Leave a Comment