Masuki Musim Hujan, Belasan Bencana Longsor Terjadi di Kabupaten Purwakarta

Peristiwa Longsor/Pergerakan Tanah di Wilayah Kab Purwakarta.

PURWAKRTA, – Sejak awal tahun 2020, belasan bencana tanah longsor terjadi di sejumlah wilayah kabupaten Purwakarta.
Hal itu terjadi seiring meningkatnya intesitas hujan yang hampir merata terjadi sejak kurang lebih dua minggu terakhir.

Wilayah dataran tinggi seperti Kecamatan Darangdan, Bojong, Wanayasa, Pasawahan dan kiarapedes disebut sebagai wilayah rawan longsor serta Kecamatan Sukatani dan Jatiluhur rawan pergerakan tanah.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta Wahyu Wibisono menyebutkan, sejak awal tahun 2020, tercatat sudah sebanyak 12 kali bencana longsor dan pergerakan tanah yang diakibatkan tingginya intesitas hujan.

Baca juga : Jalan Penghubung Cianjur – Bandung Via Ciwidey Terputus

“Dari januari 2020 hingga kini, tercatat sudah 12 kali bencana longsor baik skala kecil hingga sedang dan semua disebabkan intesitas hujan yang terus meningkat setiap harinya” ujar Wibi. Rabu, 26/2/2020).

Untuk itu, lanjutnya, sebagai antisipasi dan tanggap bencana saat musim hujan, pihaknya sudah kordinasi dengan pihak terkait lainnya dalam penanganan bencana. Sementara Pemkab Purwakarta pun sudah memersiapkan anggaran sebesar lima ratus juta rupiah yang saat ini dikelola oleh Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkab Purwakarta.

“Kesiapan kita terus maksimalkan, selain tim juga kordinasi dengan pihak terkait lainnya, karena kita tidak bisa bekerja sendiri tanpa melibatkan OPD lain sebagai penunjang misalnya Bina Marga untuk alat berat dan sebagianya,” terangnya.

Diberitakan sebelumnya, Sejumlah peristiwa longsor dan pergerakan tanah terjadi di beberapa wilayah Kabupaten Purwakarta pasca hujan yang terus mngguyur dari Minggu (23/2/2020) malam hingga Senin (24/2/2020) sore ini.

Baca juga : Tergerus Arus Sungai Ciherang, Jembatan Penghubung Dua Kecamatan Ini Terancam Putus

Seperti yang terjadi di Kampung Awilega RT 02/01 Desa Cipicung, Kecamatan Sukatani, sebuah Tembok Penahan Tebing (TPT) ambrol hingga mengahantam bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cipicung.

Lalu, pergerakan tanah yang disebabkan hujan dengan intesitas lama juga mengakibatkan jalan desa di Kampung Neglasari RT011/002, Desa/ Kecamatan Jatiluhur, amblas.

“Beruntung, dari sejumlah bencana tersebut tidak mengakibatkan korban jiwa, namun kerugian material ditaksir mencapai ratusan juta rupiah” pungkas Wibi. (wes/dn)

Baca juga

Leave a Comment