Waspada Stunting Sejak Masa Kehamilan

KadisKes Kabupaten Purwakarta, dr Deni Darmawan.

PURWAKARTA – Kasus Stunting (gagal tumbuh) pada balita harus menjadi perhatian semua pihak, sehingga kasus serupa tidak terjadi lagi.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Dr Deni Darmawan mengatakan, awal terjadinya Stunting dimulai saat 1000 hari pertama kehidupan sang bayi atau disaat masih dalam kandungan, sehingga faktor lingkungan hingga asupan gizi terhadap sang ibu pun menjadi penentu bayi yang dilahirkan, terlahir stunting atau tidak.

“Jadi terjadinya stunting bukan hanya terjadi setelah bayi itu lahir, makanya itu harus diperhatikan dari sebelumnya yaitu dari saat bayi baru dikandung, sampai melahirkan hingga proses tumbuh kembangnya sang bayi, jadi prosesnya itu panjang dan itu bisa dicegah dari awal,” ungkap Deni kepada Prasastijabar.com. Rabu, (16/10/2019).

Untuk di Kabupaten Purwakarta sendiri, lanjut Deni, saat ini kasus stunting pada balita sudah mengalami penurun. Jika sebelumnya kasus tersebut berada di angka 40% namun kini menurun hingga tersisa 30%.

“Sudah turun signifikan dan targetnya tahun ini bisa menurun lagi hingga 10 – 20 persen,” ujarnya.

Ibunya Hilang Kontak Selama 21 Tahun, Selpi Akan Surati Kerajaan Arab Saudi

Untuk menekan pertumbuhan stunting, lanjutnya, diharapkan semua sektor turut bekerjasama. Sebab terjadinya stunting melibatkan lintas sektoral.

“Jadi bukan hanya tanggung jawab Dinkes, tapi Bepeda, Dinas pertanian, pangan, kependudukan, KB, jadi semua terkait,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, ratusan balita di Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta mengalami gagal tumbuh atau Stunting. Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil penimbangan balita Tahun 2018. Sementara data terupdate belum bisa diketahui dan masih divalidasi.

“Kalau totalnya ada sekitar 858 balita di kecamatan Sukatani yang mengalami stunting,” ungkap Kepala Puskesmas Sukatani Erna Siti Nurjanah
Erna.

Meski begitu, diakui Erna, sejauh ini pihaknya selalu melakukan pemantauan pertumbuhan terhadap balita mengalami stunting agar tumbuh kembang mereka membaik.

Bahkan pencegahan melalui penyuluhan dan sosialisasi pun dilakukan, berharap kasus serupa tidak kembali terulang.

“Kita kerjasama dengan lintas sektor untuk penanganan stunting dan santisasi di masyarakat,” ucap Erna. (wes/naz)

Baca juga

Leave a Comment