SFC dan Kostrad Survey Populasi Macan Tutul di Sanggabuana

KARAWANG-Dalam Apel Komandan Satuan (Dansat) TNI AD seluruh Indonesia di Resimen Latihan Tempur (Menlatpur) Kostrad Sanggabuana, Selasa, 18 Februari 2025, KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak, M.Si bersama Pangkostrad Letjen TNI Mohhamad Fadjar melepas tim Ekspedisi Macan Tutul Jawa Sanggabuana.

Jenderal Maruli Simanjuntak yang sudah tiga kali berkunjung ke Sanggabuana untuk mendukung program konservasi yang dilakukan oleh Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) kali ini melepas Tim Ekspedisi yang terdiri dari anggota Sanggabuana Wildlife Ranger dan juga anggota prajurit Kostrad dari Menlatpur Kostrad. Pada tahun 2024 Tim Ekspedisi ini juga melakukan Ekspedisi Owa Jawa Sanggabuana selama 40 hari yang didukung oleh PT Astra Otopard Group.

Dalam Ekspedisi untuk melakukan survei populasi dan preferensi pakan Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) ini, tim akan menggunakan metode pemasangan kamera jebak di landscape seluas 16.500 hektar, dan juga analisis genetis dari feses/kotoran yang dikumpulkan selama ekspedisi.

Untuk survei populasi Macan Tutul Jawa kali ini, SCF didukung oleh Yayasan Sintas Indonesia yang mensuport kamera jebak sebanyak 40 unit dan juga dukungan pelatihan protokol pemasangan kamera jebak di lapangan.

Annisa Sutarno salah satu founder SCF yang juga anggota Sanggabuana Wildlife Ranger mengatakan bahwa Sintas Indonesia bersama Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Genetis dan Spesies (KKHSG) Kementerian Kehutanan sebenarnya sedang melakukan survei populasi Macan Tutul Jawa di seluruh Pulau Jawa sejak 2024 yang akan berlangsung sampai 2026. Namun karena kawasan Pegunungan Sanggabuana tidak masuk dalam peta survei sehingga dilakukan survei populasi yang dilakukan oleh SCF dan Kostrad dengan dukungan Sintas.

“Metode survei dengan memasang kamera trap di hutan selama 6 bulan, dan juga mengumpulkan temuan feses di lapangan yang akan dilakukan analisis genetis oleh Sintas Indonesia dan Direktorat KKHSG.” Papar Annisa ketika ditemui di Menlatpur Kostad Sanggabuana.

Annisa juga sangat mengapresiasi dan berterimakasih atas dukungan Jenderal Maruli Simanjuntak selama 2 tahun ini terkait dengan kegiatan konservasi di Pegunungan Sanggabuana.

Seperti diketahui, Menlatpur Kostrad mempunyai lahan seluas 520 dan 100 hektar yang berada di kawasan Pegunungan Sanggabuana. Menlatpur Kostrad menggunakan lahan di Sangabuana ini sebagai kawah candradimuka para prajurit Kostrad sebelum mereka ditugaskan di beberapa daerah. Para prajurit Kostrad di Menlatpur Kostrad tidak hanya berlatih saja di Sanggabuana tetapi juga ikut terlibat dalam kegiatan konservasi. Pada tahun 2024, Menlatpur Kostrad juga membantu melakukan monitoring Macan Tutul Jawa menggunakan Drone Thermal sekaligus melakukan penghalauan Macan Tutul Jawa kembali ke hutan untuk menghindari konflik satwa liar ke pemukiman.

Annisa berharap Ekspedisi ini akan menghasilkan data Macan Tutul Jawa di Sanggabuana beserta preverensi pakannya dalam bentuk data lengkap dan komprehensif, sekaligus untuk memitigasi ancamannya. Data ini menurut Annisa akan menjadi penting untuk menyusun pola kerja konservasi terhadap Macan Tutul Jawa di Sanggabuana.

“Sanggabuana merupakan area diluar kawasan konservasi yang mempunyai keanekaragaman hayati tinggi. Pendataan yang dilakukan oleh SCF menghasilkan data jumlah satwa liar sebanyak 432 spesies. Dari 432 jenis satwa liar ini, 42 jenis merupakan satwa dilindungi sesuai Permen 106/2018. Jadi kita dan Kostrad ikut membantu menjaga dan melakukan upaya konservasi, sampai nanti Sanggabuana menjadi Taman Nasional, seperti yang sudah disetujui oleh Komisi IV DPR RI dan Ibu Menteri Siti Nurbaya pada 2022 lalu.” Tutup Annisa.(red) 

Baca juga

Leave a Comment