Perbaikan Jembatan Bodem tak Kunjung Tiba, Warga Buat Jalan Alternatif

Jalan alternatif yang dibangun warga secara swadaya sudah dilalui pengendara

PURWAKARTA-Warga Desa Cijunti Kecamatan Campaka dan Desa Karangmukti Kecamatan Bungursari terpaksa membuat jalan alternatif pasca ambruknya jembatan Bodem yang selama ini menjadi akses penghubung di dua kecamatan di Kabupaten Purwakarta tersebut.

Dengan bergotongroyong dan dana swadaya dari masyarakat setempat, warga berinisiatif membuat jalan dan jembatan sederhana yang hanya dapat diakses oleh pengendara roda dua dan pejalan kaki saja.

“Kami membangun jalan ini murni inisiatif warga dan dana nya pun dari swadaya atau sumbangan dan ada juga sumbangan material dari toko bangunan disekitar Desa kami,” terang H. Karya yang merupakan Ketua RT di Desa Cijunti saat ditemui dilokasi, Kamis (16/4/2020).

Jalan tersebut, ditambahkan H. Karya, sangat vital sebagai jalur penghubung di sekitar wilayah tersebut. Terlebih, warga setempat yang mayoritas pekerja buruh pabrik itu, menggunakan jalan tersebut sebagai akses setiap hari untuk menuju ke tempat kerjanya.

“Tiap hari ramai yang melintas terutama pagi dan sore karena banyak karyawan pabrik yang pulang pergi bekerja. Oleh karena itu kita sepakat membuat jalan alternatif ini sebelum jembatan Bodem diperbaiki atau kembali di bangun,” ungkapnya.

Sementara, saat disinggung sejauh mana Pemerintah menanggapi ambruknya jembatan Bodem tersebut, dirinya mengaku tidak mengetahuinya. Hanya saja, pasca ambruknya jembatan, pemerintah daerah sudah melakukan pengecekan dan melihat langsung situasi jembatan yang total tak dapat lagi digunakan.

“Dari Pemkab Purwakarta sudah ada yang turun kesini, tapi kapan akan diperbaikinya tidak tahu, belum ada kabar. Kalau harus menunggu mungkin terlalu lama sementara jalan ini salah satu penunjang ekonomi warga disini,” katanya.

Untuk memberikan rasa aman bagi pelintas, saat ini di jalan alternatif tersebut dijaga masyarakat setempat selama 24 jam. Hal tersebut mengingat jalan yang dilintasi cukup curam dan terjal sehingga berbahaya bagi pengendara.

Meski baru dua hari jalan alternatif tersebut dibuat, sudah ada ribuan pengendara atau warga yang melintasi jalan tersebut.

“Warga stanby 24 jam untuk membantu pengendara, meski cukup terjal dan berbahaya, tapi jalan tetap ramai karena warga sangat membutuhkan akses jalan ini” pungkasnya.

Diketahui, pada Jumat (3/4/2020) lalu akibat sungai meluap, jembatan Bodem tersebut terputus dan ambruk serta mengakibatkan 4 korban diantaranya tiga orang luka-luka dan satu orang meninggal dunia akibat tertimbun reruntuhan jembatan.(wes/zak)

Baca juga

Leave a Comment