Kalah Dengan Brand Luar, Batik Karawang Didorong Mampu Bersaing

Komisi II DPRD dan Dinas UMKM Karawang.

KARAWANG-Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Karawang, Natala Sumedha, berharap, Batik Karawang mampu bersaing di pasar. Hal itu diungkapkan dia saat Komisi II DPRD melakukan berkunjung ke Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) Kabupaten Karawang, Rabu (27/11/2019).

“Kita jangan hanya bisa membuat produk, tapi juga harus mampu bersaing di pasar. Seperti Batik Karawang itu sudah cukup lama ada, tapi masih sulit untuk bersaing dengan produk luar,” ujarnya.

Menurutnya, persoalan harga dan kekurangpahaman masyarakat terkait batik, menjadi salah satu penyebab “Batik Pare Sagedeng” (nama batik Karawang) sulit bersaing di daerah sendiri. Bahkan cenderung kalah dengan brand batik dari daerah lain yang menawarkan harga cenderung lebih murah.

Baca juga : Meski Terancam Kehilangan Ribuan Karyawan, PT Beesco Dipastikan Bertahan di Karawang

“Belum tentu semua masyarakat tahu tentang batik asli (tradisional) dengan batik printing, karena yang dilihat lebih kepada bahan dan corak yang bagus serta harga yang terjangkau. Untuk itu perlu adanya sosialisasi kenapa batik asli (tradisional) memiliki harga lebih tinggi,” kata politikus PDI-P ini.

Di tempat yang sama, Sekretaris Dinas KUKM Hery Daryanto menjelaskan, batik tradisional tidak bisa dibandingkan dengan batik printing, apalagi jika bicara harga. Jelas batik tradisonal memiliki harga yang lebih tinggi, karena proses pembuatannya pun berbeda.

“Batik tradisional, untuk membuat selembar kain saja butuh waktu beberapa hari, tapi batik printing bisa mencetak puluhan lebar kain batik hanya dalam hitungan jam,” paparnya.

Ia menegaskan, Karawang akan mempertahankan pembuatan “Batik Pare Sagedeng” dengan cara tradisional. Sebab batik yang diakui dunia adalah batik yang pembuatannya dengan cara tradisional.

“Bahkan jika batik tradisional terus berkurang jumlahnya hingga kurang dari 30 persen, maka hak pengakuan batik indonesia akan dicabut oleh UNESCO. Maka pembuatan batik tradisional harus terus dipertahankan,” pungkasnya. (zak/tif)

Baca juga

Leave a Comment