
Tim Medis dengan pakaian khusus mengevakuasi mayat yang tiba-tiba tergeletak di Sadang Purwakarta
PURWAKARTA-Seorang pria berusia 78 tahun tiba-tiba tergeletak dan meninggal, sesaat setelah turun dari angkutan kota (angkot) di samping Pos Lantas Sadang, Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta. Kejadian itu pun menggegerkan warga, hingga ditangani tim medis dengan menggunakan pakaian khusus karena dikhawatirkan meninggal akibat Covid-19.
Seorang pria yang diketahui bernama Ido Warido (78), warga Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang, tiba-tiba tergeletak dan meninggal dunia sesaat dirinya turun dari angkot di dekat sebuah warung samping Pos lantas Sadang, Desa Ciwangi, Kec. Bungursari, Kab. Purwakarta.
Kapolsek Bungursari, Kompol H Agus Wahyudin mengungkapkan, peristiwa yang menimpa Ido Warido (78) Warga Kecamatan Dawuan Kabupaten Subang itu terjadi pada Jumat (27/3/2020) malam.
Menanggapi hal itu, kepolisian bersama tim medis dari RS Thamrin Purwakarta pun langsung mendatangi lokasi untuk mengetahui penyebab kematian mendadak tersebut.
“Dari hasil olah TKP dan pemeriksaan tim medis, korban meninggal diduga karena sakit dan dari hasil pengecekan kondisi fisik/ badan korban tidak ada tanda-tanda kekerasan atau pun terpapar virus Covid-19” Ungkap Kapolsek. Sabtu, (28/3/2020).
Kapolsek menuturkan, Kejadian bermula sekira pukul 20.00 WIB, korban turun dari angkot 43 dari arah Cikampek lalu turun di warung samping Pos Lantas Sadang (TKP). Setelah itu korban membeli air mineral di warung tersebut dan minum obat merk antangin, lalu setelah itu korban langsung jatuh tergeletak dalam posisi terlentang.
“Sempat dikhawatirkan korban terjangkit virus Covid-19, saat melakukan evakuasi, petugas dari RS Thamrin pun menggunakan pakian Alat Pelindung Khusus (APK) yang merupakan bagian dari safety. Namun tak lama berselang, pihak Rumah sakit menyatakan korban meninggal bukan karena Covid 19,” terangnya.
Sementara, tak lama berselang pihak keluarga korban datang dan menyatakan korban mempunyai riwayat sakit jantung. Oleh karena itu, pihak keluarga yang diwakili anak korban bernama Suherman (50) pun menolak jasad orangtuanya tersebut di outopsi.
“Kami menerima kejadian ini sebagai musibah, dan menolak untuk di outopsi, terlebih kami berkeyakinan orang tua kami meninggal karena sakit (Bukan karena Covid-19 atau tindak kriminal-red),” singkatnya.(wes/zak)