Gadget dan Pengaruh Negatif Terhadap Pelajar, Wawancara Ekslusif Sri Rahayu Agustina

Tim Praja saat wawancara eksklusif dengan Sri Rahayu Agustina

KARAWANG-Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang mulai kembali dilaksanakan oleh satuan pendidikan di Jawa Barat, sempat menyisakan cerita minor. Salah satunya yaitu tawuran antar pelajar dan dampak negatif dari gadget setelah lebih dari satu tahun dilaksanakan pembelajaran secara daring (online).

Bersama Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Sri Rahayu Agustina, Praja melakukan wawancara ekslusif untuk membahas tuntas permasalahan ini, dengan harapan ditemukannya solusi atas permasalahan-permasalahan tersebut.

Legislator Partai Golkar tersebut mengungkapkan, tawuran pelajar sempat terjadi di beberapa daerah sejak PTM kembali dilaksanakan, bahkan hingga menimbulkan korban jiwa.

“Untuk kami ini miris sekali. Ketika PTM kembali digelar, ada hal-hal yang tidak baik yang dilakukan oleh siswa,” ujarnya dalam wawancara bersama praja.

Menurutnya, masalah ini bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tapi juga orang tua. Sebab, tawuran pelajar terjadi ketika di luar jam sekolah, dimana peran pengawasan dari orang tua sangat dibutuhkan.

Pemerintah Daerah tentunya juga memiliki peran dalam melakukan pembinaan terhadap generasi penerus bangsa, termasuk harus adanya program pencegahan tawuran pelajar.

“Di beberapa kabupaten/kota termasuk di Karawang ada program pembinaan bagi pelajar yang terlibat tawuran yang sudah dilakukan sejak lama. Pemerintah Daerah bekerjasama dengan militer untuk membina secara khusus pelajar yang terlibat tawuran, dengan tujuan agar pelajar bisa lebih menghargai dirinya sendiri dan juga lingkungannya, sehingga tidak lagi terlibat tawuran,” papar Sri Rahayu.

Ia menuturkan, perkembangan teknologi serta terlalu lama dilaksanakan sekolah online yang mengharuskan pelajar menggunakan gadget juga sedikit banyak memberikan pengaruh negatif.

“Yang harus diawasi itu adalah handphone (gadget). Kenapa harus diawasi? karena dari handphone ini bisa juga menjadi penyebab tawuran pelajar. Contoh mulai dari ejek-ejekan di sosial media, ini yang menjadi pemicu,” kata dia.

Soal siapa yang harus mengawasi, menurut Sri Rahayu, orang tua memiliki peran paling penting dalam hal ini. Sebab, penggunaan gadget paling intens dilakukan di luar lingkungan sekolah.

“Harus ada komunikasi yang intens antara guru dengan orang tua dalam pengawasan kegiatan anak, sehingga diketahui jam berapa waktu anak belajar dan jam berapa selesai pembelajaran. Setelah itu tugas orang tua yang mengawasi yang ditingkatkan,” tandasnya.(red)

Baca juga

Leave a Comment