
Kompol Slamet saat memeriksa dan memberi pakan burung perkutut
PURWAKARTA-Berawal dari hobi yang diturunkan dari mendiang sang ayah, seorang perwira anggota Polres Purwakarta, Kompol Slamet Harijanto kini fokus berternak burung perkutut.
Dengan memanfaatkan ruang kosong di tempat tinggalnya yakni di Perum Indaci No. 49 Kelurahan Munjuljaya, Purwakarta, Slamet membuat penangkaran bernama HB Bird Farm.
Seiringnya waktu, kini dari kegemaraannya itu, pundi-pundi rupiah pun mulai mengalir tanpa harus meninggalkan tugas utamanya sebagai Insan Bhayangkara sebagai Kapolsek Plered.
“Pada awal Januari 2020 saya mulai memutuskan untuk beternak burung perkutut ini. Dari 3 pasang indukan burung perkutut sekarang ada 20 pasang indukan burung perkutut yang saya budidayakan, awal suka burung perkutut ini lihat orang tua yang juga sama pencinta burung perkutut, dan lama-lama saya tertarik juga,” jelas Slamet saat ditemui di kediamannya, Jumat (24/7/2020).
Alasan dirinya menyukai burung perkutut, ditambahkan Slamet, burung perkutut memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan jenis burung lainnya. Suara perkutut yang khas itu memang tidak sekadar membuat pemiliknya merasa damai di rumah. Bahkan, ada yang percaya perkutut mengandung aura mistis hingga membawa hoki tersendiri bagi pemiliknya.
“Keunikannya lagi setiap burung perkutut memiliki karakter yang berbeda. Masing-masing burung memiliki suara yang berbeda-beda. Selama ini belum pernah nemuin yang suaranya sama, kalo mirip sering, tapi kalau sama saya rasa gak pernah, dan itu ada perbawaan sendiri sendiri,” terangnya.
Sebelum mulai memutuskan fokus beternak burung perkutut, dirinya sudah memilki dua ekor burung perkutut lokal dan saat akan memulai beternak Slamet memiliki 3 pasang indukan burung perkutut.
Untuk indukkan perkutut ini, diakui Slamet, dirinya mengambil indukkan burung perkutut terbaik dari peternakan lain seperti dari Jawa Timur, Surabaya, Sidoarjo, Ciamis, Probolinggo, Tasikmalaya hingga Jakarta.
“Pertama sih saya beli indukkan perkutut dari peternak lain dan saya silangkan hingga hasilnya sangat bagus. Alhamdulillah dari burung perkutut yang saya ternakan berhasil menyabet Juara 4 dalam lomba latihan bersama dalam kategori Kelas Dewasa bebas,” ungkapnya.
Diktahui, penangkaran Burung Perkutut HB Bird Farm milik Slamet sudah terdaftar di Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI) dengan nomor register 3404/P3SI/2020.
Untuk satu ekor anakan burung perkutut dari HB Bird Farm ini, kata Slamet, dirinya menarif bervariasi mulai dari Rp.500 ribu rupiah sampai Rp. 2 juta rupiah.
“Kalau untuk piyikan (anak) perkutut ini biasa menjual hingga rp.2 juta rupiah per ekornya. Dan untuk yang sudah jadi harganya pun tidak bisa dipatok,” imbuhnya.
Untuk penjualan, Slamet biasanya menjual ke komunitas pencinta burung perkutut Indonesia ataupun lewat media sosial seperti WhatsApp dan Facebook.
“Biasa sih menjual ke sesama pencinta burung perkutut, tapi ada juga yang datang ke sini (peternakan HB Bird Farm-red),” jelasnya.
Dari perawatan,burung perkutut terbilang cukup sederhana dan tidak banyak menghabiskan waktu. Perawatan pun cukup mudah hanya pemberikan pakan dan rajin membersihkan kandang.
“Yang penting pemberian pakan dan minum kalau kebersihan kandang dilakukan satu minggu sekali. Dan itu bisa saya lakukan waktu sebelum berangkat tugas dan saat pulang aja,” pungkasnya.(wes/zak)