
Sejumlah mahasiswi Fakultas Kesehatan, Program Studi Kebidanan, Universitas Negati Singaperbangsa Karawang (Unsika) tengah menimba ilmu di ruang kelas yang terbuat dari kontainer bekas.
KARAWANG-Setelah sempat menuai protes dari berbagai kalangan, ruang kuliah Universitas Negeri Singaperbangsa Karawang (Unsika) mulai dioperasikan, Senin (14/4/2025). Ruang kelas berkapasitas 30 orang itu terlihat nyaman sebagai tempat untuk menimba ilmu.
Sebelumnya, pembuatan ruang kelas dari kontainer bekas dikhawatirkan membuat mahasiswa enggan masuk kuliah. Bayangan mereka, kelas akan terasa panas, pengap, dan bahkan tidak sedap dipandang mata.
Akan tetapi, setelah ruang kelas kabin itu selasai dibangun, nilai estetika di lingkungan Kampus Unsika II tidak berubah. Bahkan, ada lingkungan kampus jadi terlihat lebih eksotik.
“Ternyata ruang kelas kabin ini nyaman ditempati. Apalagi setiap kelas dilengkapi dia AC, sehingga udara di dalam kelas menjadi sejuk,” ujar Retno Cahya, Mahasiswi Fakultas Kesehatan, Prodi Kebidanan, kepada kalangan jurnalis, Senin (14/4/2025).
Menurutnya, ruang kelas dari kontainer bekas lebih bersih dibanding ruang kulaih biasa. Selain itu, susana kelas jadi lebih tertib karena mahasiswa yang mengikuti perkuliahan di dalam kelas kabin dibatasi jumlahnya.
Rektor Universitas Singaperbangsa Karawang, Prof. Dr. H. Ade Maman Suherman, S.H, M.Sc menyampaikan, kelas kabin tersebut memang telah menjadi perhatian publik sejak awal pembangunannya, akhir tahun 2024 lalu.
Namun di tahun 2025, pihaknya berhasil menyulap puluhan kontainer menjadi 36 ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar (KBM), 2 toilet, 1 kantin dan gudang.
“Silakan lihat interiornya. Kabin itu hanya kemasan luarnya saja, di dalamnya tidak berbeda dengan kelas konvensional, fasilitasnya juga sama,” ungkap rektor kepada awak media.
Ade mengulas, adanya kelas kabin ini berangkat dari kekurangan ruang kelas. “Sejak 2014 sampai sekarang belum ada pengadaan baru untuk ruang kelas,” katanya.
Belum lagi, lanjut Ade, jumlah mahasiswa di Unsika terus bertambah karena tidak semua mahasiswa berhasil lulus kuliah tepat waktu (4 tahun).
Atas dasar hal itu, kelas kabin dinilai menjadi salah satu solusi kreatif dan efisien untuk mengatasi kekurangan ruang kelas di Universitas Singaperbangsa. “Karena kalau nunggu pembangunan jalur normal konvensional, belum tentu bisa dieksekusi secara cepat,” katanya.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Indra Budiman menambahkan, saat ini ada 3 fakultas yang menggunakan kelas kabin sebagai kelas sementara, yakni Fakultas Kesehatan, Fakultas Pertanian dan Fakultas Tehnik.
Seatiap kabin, lanjut dia, dapat menampung 30 mahasiswa. mereka belajar di kelas kabin untuk 3 SKS atau selama 2,5 jam.
Namun, sambung Indra, setelah kelas konvensional sudah tersedia,maka kelas kabin itu bisa digunakan untuk kegiatan kemahasiswaan seperti organisasi mahasiswa.(red)