Korban Keracunan Nasi Berkat Pengajian Terus Bertambah, Polisi Periksa 10 Saksi

Prosesi pemakaman korban MD akibat keracunan nasi berkat.

KARAWANG – Korban keracunan nasi berkat dalam acara pengajian di Musala Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang bertambah. Sebelumnya dilaporkan keracunan diderita 40 warga, kini menjadi 83 orang, bahkan dua di antaranya meninggal dunia.

Kepala Puskesmas Cikampek Utara, dr Nenden Maulina mengatakan, Minggu (5/9/2021), 43 warga Kampung Boneka Cikampek, Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kotabaru dievakuasi ke sejumlah rumah sakit (RS) dan Puskesmas terdekat. Mereka, mengalami mual dan muntah setelah menyantap nasi berkat dari acara pengajian.

“Kami dari Puskesmas Cikampek terus melakukan pendataan. Data awal ada 43 warga dilarikan ke rumah sakit, tapi kini terus bertambah,” katanya, Senin (6/9/2021).

Nenden menyebutkan, pada Minggu siang, korban meninggal bertambah satu orang, sehingga total warga yang kehilangan nyawa dalam peristiwa itu menjadi 2 orang.

Dijelaskan, pada umumnya korban mengalami gejala yang sama seperti pusing, mual-mual, diare, dan ada juga yang mengalami sesak nafas. Gejala yang dialami mereka selang beberapa jam karena masa inkubasi dan sistem kekebalan tubuhnya memang berbeda-beda.

“Mungkin ada yang kondisi lemah, langsung merasakan gejala keracunan. Sementara yang kondisinya kuat baru merasakan beberapa kemedian,” katanya.

Dijelaskan, saat ini korban dirawat di sejumlah rumah sakit dan Puskesmas. Di RS Izza Cikampek 20 orang, selebihnya di Puskesmas Kotabaru dan Cikampek. Selain itu ada juga yang dilarikan ke RS Helsa Cikampek, RS Paru Jatisari, dan RS Karya Husada Cikampek.

Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang mencatat, warga keracunan berasal dari Desa Cikampek Kota, Desa Pucung, dan Desa Cikampek Utara. Warga yang meninggal tercatat bernama Ipah, selaku pembawa acara pengajian dan Arif (19).

Sementara itu, pihak Kepolisian Resor Karawang menyatakan telah memeriksa sejumlah saksi terkait dugaan keracunan tersebut. “Kami sudah memeriksa 10 orang saksi di antaranya penyelenggara pengajian, saksi korban, dan penyedia makanan,” kata Kapolres Karawang, Ajun Komisaris Besar Aldi Subartono melalui Kasat Reskrim Ajun Komisaris Oliestha Ageng Wicaksana.

Dijelaskan, tim inafis telah mengambil sample darah, urine, dan muntahan korban keracunan. Selain itu mengambil rekam medik korban yang meninggal dunia akibat keracunan.

“Sampel urine dan darah dikirim ke laboratorium forensik Mabes Polri untuk mengetahui kandungan dalam sample tersebut,” ungkap Oliestha.

Menurut Oliestha, kronologis dugaan keracunan berawal saat dilaksanakan pengajian rutin ibu-ibu Majlis Ta’lim Mushola Nurul Huda, Kampung Baru Timur RT 02/08, Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kotabaru.

Pengajian dihadiri sekira 40 orang dan panitia menyediakan nasi box yang dimasak bersama-sama oleh jamaah pengajian. “Menu makanannya berupa nasi timbel, telur balado, tempe bacem, urap, sambel lalap selada putih, dan botok,” kata Oliestha.

Nasi kotak itu selanjutnya dibawa pulang oleh masing-masing jamaah untuk dikonsumsi di rumah. Namun, pada malam harinya beberapa warga yang telah mengkonsumsi nasi box merasa lemas, pusing dan muntah-muntah. (Red)

Baca juga

Leave a Comment