
Puji Isyanto.
KARAWANG-Peningkatan daya saing bangsa menjadi salah satu fokus perguruan tinggi sebagai motor penggerak peningkatan daya saing bangsa agar mampu bersaing di tingkat global. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pembudayaan riset untuk menghasilkan inovasi dan peten merupakan kunci meningkatkan daya saing bangsa.
Pencapaian sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas bangsa Indonesia akan mampu bersaing dengan tenaga kerja asing di level global. Keunggulan bersaing perguruan tinggi menjadi cita-cita luhur sehingga dapat mendorong daya saing bangsa di era revolusi industri 4.0.
Fenomena perguruan tinggi dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 perlu menerapkan strategi yang sesuai dan unggul untuk mendorong daya saing bangsa. Ekonomi berbasis inovasi merupakan hal utama untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Trend riset di Indonesia saat ini terjadi terlalu berbasis supply, dan akan jauh lebih baik apabila industri lebih berperan mendorong riset ke arah demand driven agar tercipta transformasi. Hasil riset, inovasi dan paten merupakan kunci utama dari transformasi tersebut. Pemerintah perlu membuat kebijakan yang serius untuk meningkatkan budaya publikasi hasil riset, inovasi dan paten di perguruan tinggi dan lembaga penelitian lainnya.
Peran perguruan tinggi saat ini harus diarahkan demi tercapainya pertumbuhan ekonomi dengan mendorong lulusan yang mampu menciptakan lapangan kerja melalui kewirausahaan (entrepreneur) untuk mengatasi pengangguran terstruktur. Perguruan tinggi mendorong daya saing bangsa perlu bersiap di era disrupsi teknologi, gabungan antara domain fisik, digital, dan biologi.
Karena saat ini muncul teknologi baru yang mengakibatkan perubahan luar biasa di semua disiplin ilmu, ekonomi dan industri. Era revolusi industri 4.0 saat ini tidak hanya cukup literasi lama; membaca, menulis dan matematika, sebagai modal dasar untuk berkiprah di masyarakat. Saat ini perlu literasi baru yaitu apa yang dibutuhkan oleh dunia kerja yaitu skills untuk masa depan.
Baca juga : Keren, UBP Karawang Buka Prodi Baru S1 Teknik Mesin, Langsung Diserbu Peminat
Pendidikan tinggi tidak berhenti setelah memperoleh gelar. Saat ini dibutuhkan lulusan yang mempunyai keterampilan sosial, kompetensi berinteraksi dengan berbagai budaya. Perguruan tinggi perlu menerapkan literasi baru agar daya saing bangsa melalui lulusan dapat menyongsong era revolusi industri dengan penerapan big data, teknologi/coding, humanities, cyber security dan belajar sepanjang hayat.
Baca juga : Calon Mahasiswa Baru UBP Karawang Membludak, Ada Pendaftar Dari Kalimantan dan Sumatera
Pada era revolusi industri 4.0 dan selanjutnya, 75 persen pekerjaan melibatkan kemampuan sains, teknologi, teknik dan matematika, internet of things, pembelajaran sepanjang hayat. Saat ini pasar kerja perguruan tinggi membutuhkan kombinasi berbagai skills yang berbeda dengan yang selama ini diberikan oleh sistem pendidikan tinggi, sehingga perlunya relevansi pekerjaan dengan pendidikan di perguruan tinggi. Kemampuan perguruan tinggi memberdayakan masyarakat skala lokal hingga nasional bahkan internasional sehingga mendorong daya saing bangsa. (red).
Penulis : Dr. Puji Isyanto (Wakil Rektor Universitas Buana Perjuangan Karawang).