Buntut Penutupan Perlintasan Gorowong-Warung Bambu, Omzet Pedagang Turun

Warung Ratna kini sepi pembeli. (Foto : Jajat/Praja).

KARAWANG-Buntut penutupan perlintasan sebidang liar jalur Gorowong-Warung Bambu Karawang oleh pihak PT KAI Daops 1 usai kecelakaan yang menimpa bus Agra Mas Vs kereta api Argo Parahyangan pada Senin (26/8/2019) berdampak kepada pedagang kecil sekitarnya. Omzet mereka turun drastis.

Seperti yang dituturkan seorang pemilik kios makanan dan minuman, Ratna (50). Ratna yang sudah berjualan selama 10 tahun dengan mengontrak kios sebesar Rp400 ribu per bulannya mengaku alami kerugian.

“Sebelum ditutup, saya biasanya setiap hari dapat omzet Rp300 ribu lebih, tapi sekarang paling tinggi cuman Rp200 ribu,” keluhnya kepada Prasastijabar.com, Jumat (30/8/2019).

Baca juga : Pertemuan Dengan Pemkab, PT. KAI Bersikeras Tutup Akses Warung Bambu-Gorowong

Menurut Ratna, dengan ditutupnya perlintasan itu, maka otomatis ada sejumlah pembeli yang biasanya cukup ramai karena melintasi jalur, kini mendadak agak sepi.

“Saya berharap PT KAI segera kembali buka perlintasan itu,” ujarnya.

Senada dikatakan pemilik warung nasi (Warteg), Aminah (45), yang warungnya tak jauh dari seberang jalur perlintasan. Warungnya yang biasanya ramai oleh para sopir angkot dan sopir truk yang mangkal, kini mendadak lengang. Dampaknya pun berpengaruh pada omzetnya ikut sepi.

“Tolonglah kepada Pemkab dan PT KAI perhatikan nasib kami, harap perlintasan segera dibuka kembali,” tutupnya sambil memelas. (jat/tif).

Baca juga : Penutupan Sebidang Liar Warung Bambu Timbulkan Polemik Warga, Dishub Karawang Akan Segera Koordinasi Dengan PT KAI

Baca juga

Leave a Comment