
Seniman Senior Karawang, Abah Sarjang.
KARAWANG-Dugaan pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh oknum sekitaran Gedung KNPI Karawang ternyata dilakukan sudah sejak lama. Hal ini diungkapkan salah satu budayawan dan seniman senior di Karawang, Abah Sarjang.
Sarjang mengungkapkan, setahun lalu saat proses garapan Festival Drama Basa Sunda (FDBS) 2018, ia dan komunitasnya sering menumpang latihan di Gedung samping KNPI (gedung KNPI baru) kurang lebih selama tiga bulan. Namun sayang, kondisi gedung kotor dan tidak terpelihara.
“Kamar kecil rusak total. Jadi kami ketika latihan terus kebelet buang air, kami numpang mandi di Gedung KNPI lama,” ungkap Sarjang saat diwawancarai, Senin (2/9/2019) pagi.
Baca juga : Teater Merah Putih Sesalkan Ada Pungutan Liar Gedung KNPI Karawang
Sarjang menyebut, ada sebuah keluarga yang mengisi Gedung KNPI. Istrinya membuka warung kecil di samping dapur Gedung KNPI. Keluarga itulah yang biasanya meminta sumbangan untuk sekedar pengganti tenaga kebersihan atau untuk membeli cairan pembersih kamar mandi.
Sarjang menambahkan, kalau memang pihak KNPI Karawang tidak menganggarkan dana pemeliharaan. maka pungutan itu wajar dianggap wajar, karena untuk menjaga WC umum agar tetap bersih, perlu tenaga kebersihan yang merawatnya. Namun perlu juga dipertanyakan, kenapa KNPI Karawang tidak menganggarkan dana pemeliharaan, padahal diketahui bahwa KNPI adalah salah-satu organisasi yang didanai oleh pemerintah.
Baca juga : Gara-gara Medsos, Ada 2.500 Janda Baru di Karawang
“Jika KNPI Karawang sudah mengalokasikan dana kebersihan, sementara keluarga tersebut masih tetap melakukan pungutan liar, ya perlu juga dikeluhkan, dipertanyakan dan diperbaiki,” pungkasnya. (red).