
Ratusan nelayan tidak melaut
CIANJUR-Ratusan nelayan di Desa Cidamar, Kecamatan Cidaun, Cianjur, beralih menjadi petani atau kuli serabutan, karena cuaca ekstrem dan gelombang tinggi, sehingga mereka tidak berani melaut.
Sejumlah nelayan yang memiliki kemapuan bercocok tanam, mereka beralih profesi menjadi petani, dan sebagian menjadi buruh serabutan, bahkan tidak sedikit juga yang menganggur karena tidak memiliki keahlian lain.
Jajang (47), seorang nelayan di Desa Cidamar mengatakan, sudah hampir dua bulan yang lalu cuaca di laut selatan terjadi cuaca eksrem dan gelombang tinggi akibatnya sejumlah nelayan pun berhenti melaut untuk sementara.
Baca juga : Tasyakuran Jalan Dibeton, Warga Cijagang Makan Nasi Liwet Bersama
“Hanya 40 persen dari 700 orang nelayan yang masih memaksakan diri melaut, meskipun risiko yang dihadapi cukup tinggi karena gelombang tinggi yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir,” kata dia, Minggu, (6/10/2019).
Namun, kata dia, sejak beberapa bulan terakhir sebagian besar nelayan memilih menjadi buruh tani atau memperbaiki jala dan perahu agar dapat digunakan kembali saat musim ikan datang.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ungkap dia, nelayan memilih berutang atau menjadi buruh serabutan pada pemilik kapal atau tengkulak ikan karena tidak memiliki keahlian lain.
“Harga ikan saat ini cukup tinggi seperti tongkol dijual dengan harga Rp35-40 ribu per kilogram, salmon Rp50 ribu per kilogram dan tuna mencapai Rp60 ribu per kilogramnya,” ucapnya.
Ia menjelaskan, tingginya harga ikan tidak sebanding dengan hasil sekali melaut yang tidak sampai ke tengah karena cuaca ekstrem dan belum masuk musim ikan.
Sementara Yani pedagang ikan di Pasar Pantai Jayanti, terpaksa membeli ikan ke wilayah Sukabumi atau Pangandaran untuk memenuhi pesanan dari langanan karena minimnya hasil tangkapan nelayan di wilayah tersebut.
“Sudah masuk dua bulan, untuk memenuhi pesanan, kami membeli dari nelayan di Sukabumi atau Pagandaran karena nelayan yang melaut berkurang akibat cuaca ekstrem ditambah belum masuk musim ikan,” pungkasnya. (zie/tif).