PURWAKARTA – Hembusan angin kencang dirasakan hingga membuat kekhawatiran sebagian masyarakat Purwakarta. Meski tidak terjadi peristiwa bencana, namun sebagian masyarakat mengaku takut dan khawatir akan dampak yang bisa saja terjadi.
Ai Nurhayati (34) warga Desa Mekarsari Kecamatan Darangdan menyebut, angin kencang terjadi sejak pagi dan hingga kini masih terdengar suara gemuruh dan rumah sesekali bergetar karena kencangnya hembusan angin.
“Tinggal di rumah aja takut apalagi mau keluar rumah, anginnya kencang takut ada pohon tumbang,” kata Ai kepada Prasatijabar.com Senin, (21/10/2019).
Senada, Ginanjar(31) warga Desa Cihuni Kecamatan Pasawahan mengaku, selain angin kencang terik matahari pun terasa sangat menyengat dan berbeda dari hari-hari sebelumnya.
“Ya angin, ya panas lengkap sudah, semoga saja tidak terjadi bencana akibat cuaca,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta Wahyu Wibisono mengimbau segala dampak yang akan terjadi pada pergantian cuaca yang diprediksi terjadi bulan Oktober hingga awal bulan November.
“Bencana itu tidak bisa diprediksi kapan terjadinya, tapi masyarakat harus tetap waspada karena di bulan akhir bulan oktober ini saatnya pergantian cuaca, biasanya terjadi cuaca ekstrim,” terang Wibi.
Sementara dikutip dari berbagai sumber, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini bagi masyarakat terkait angin kencang yang melanda wilayah Indonesia dalam tujuh hari ke depan.
Angin kencang yang melanda Indonesia merupakan imbas dari dua siklon yang kini berpusar di wilayah Filipina.
Dua siklon tropis yakni Taifun Neoguri di sekitar perairan utara Filipina dan Taifun Bailu di samudera pasifik sebelah timur Filipina.
Menurut catatan BMKG, imbas dari dua siklon tropis ini menyebabkan kecepatan angin di wilayah Jawa Barat (Jabar) mencapai 17 knot atau setara 31,4 kilometer per jam. (wes/naz)