KARAWANG – Sejumlah warga di sepanjang aliran Sungai Citarum wilayah Karawang Kota dikejutkan oleh kondisi air Citarum yang menghitam dan berbau busuk, Minggu pagi (12/11/2023). Mereka menduga pencemaran air sungai kembali terjadi setelah beberapa tahun terakhir ini hal tersebut tidak pernah terlihat secara kasat mata.
Pada umumnya, warga yang melihat kondisi air Citarum yang hitam pekat itu merasa geram. Mereka mengutuk pihak tertentu yang disinyalir dengan sengaja membuang limbah ke Citarum.
“Sudah beberapa tahun terakhir ini, air Citarum tak pernah menghitam kendati pada musim Kemarau. Tapi hari ini, kondisinya kembali menghitam dan berbau,” ujar salah seorang warga Kecamatan Karawang Timur, Iwan Sugriwa, Minggu (12/11/2023).
Iwan berharap pihak terkait segera turun tangan agar kualitas air Citarum kembali membaik. “Citarum merupakan nafas kehidupan warga Karawang. Kalau dibiarkan tercemar lagi, warga Karawang akan mati keracunan secara perlahan,” tutur Iwan dengan nada emosional.
Dia mengaku mengapresiasi program Citarum Harum yang telah bisa memebalikan kualitas air Citarum dari pencemaran berat. Hal tersebut diharapkan bisa dipertahankan terus selama kehidupan masih berlangsung.
Program Citarum Harum, lanjut dia, tidak boleh berhenti di tengah jalan, apalagi hanya karena keterbatasan anggaran. Program tersebut harus lanjut dan berkesinambungan agar pencemaran Citarum tidak terjadi lagi.
Menanggapi hal itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karawang, Wawan Setiawan mengakui, air Citarum dalam beberapa hari ini berwarna hitam. Tapi hal itu tidak mengganggu biota sungai, apalagi samapi menyebabkan kematian ikan.
“Tidak ada ikan yang mati. Air sungai menjadi hitam karena sedang dilakukan pengurasan Bendungan Walahar,” ujar Wawan.
Informasi tersebut, lanjutnya, diterima dirinya dari Komandan Sektor 19 Citarum Harum, Jumat (10/11/2923). “Pada Kamis malam Bendungan Walahar dibuka agar endapan lumpur di dasar bendungan hanyut terbawa air,” katanya.
Dijelaskan, lumpur dari dasar bendungan yang membuat air Citarum berubah menjadi hitam. Namun kondisi tersebut hanya akan terjadi sementara waktu.
Setelah, lumpur mengalir ke hilir, kondisi air Citarum akan kembali normal. Apalagi jika di bagian hulu sungai turun hujan deras, maka uang lumpur akan lebih cepat terbawa ke laut.
“Kami perkirakan, aliran air hitam akan sampai ke daerah Gitungkerta pada Jumat (10/11/2023). Dan pada Sabtu (11/11/2023) aliran air hitam sampai ke Jembatan Gantung, Telukjambe Timur. Pada Minggu ini air hitam sampai ke Tanjungpura. Diharapkan Senin (13/11/2023) warna air Citarum kembali normal,” paparnya.
Dijelaskan juga, selama pembuangan endapan lumpur dilakukan, pihak DLH terus memantau Out fall milik perusahaan atau industri di sepanjang bantaran sungai. Hal itu dilakukan untuk memastikan tidak ada industri yang mencuri-curi kesempatan membuanglimbah secara sembarangan saat ada pengurasan lumpur bendungan.(red)