
Pelaku klarifikasi dalam sebuah video.
KARAWANG-Hasil penyelidikan Kepolisian Polsek Majalaya, remaja yang mengaku korban pembegalan ternyata tidak sesuai fakta di lapangan.
“Jadi bukan pembegalan, tapi perkelahian aja, takut dimarahi sama bapaknya, akhirnya ngakunya di begal,” kata Kapolsek Majalaya Iptu Wasis, Rabu (29/4/2020).
Fakta tersebut terungkap, setelah unit reskrim Polsek Majalaya melakukan penyelidikan lanjut terkait kasus tersebut. Termasuk Udin, kerabat korban, mengatakan hal yang sama dengan pihak kepolisian Polsek Majalaya.
“Semalam memang ditanya anaknya ngaku dipepet dua motor. Tahunya tawuran sarung dan dia juga ikutan. Hanya ada remaja lain yang membawa sajam bukan pakai sarung. Ngaku dibegal karena takut di marahin kali sama keluarganya,” ucap Udin.
Baca juga : Begal Keji, Pulang Tadarus Pemuda Dibacok Terluka 42 Jahitan di Majalaya
Bahkan, menurut Udin, pelaku pembacokan juga terbilang masih ada ikatan keluarga dengan korban.
“Sudah membuat pernyataan tertulis antara kedua pihak, untuk menyelesaikan secara kekeluargaan saja,” jar Udin.
Sementara, Rohman, Ayah Tolibi pun mengklarifikasi jika anaknya memang bukan korban begal, melainkan korban tawuran. Hal itu disampaikan Ayah korban melalui video pendek.
“Assalamualaikum wr wb, saya selaku Ayah korban, T***, mengklarifikasi bahwa anak saya bukan korban pembegalan di kecamatan Majalaya, tetapi korban tawuran dengan sesama temannya.Namun kasusnya sudah diselesaikan secara kekeluargaan,” ucap Rohman.
Sebelumnya, korban, TB, sempat mengaku dibegal sepulang mengaji di babakan Tampol, Majalaya, Selasa ( 28/4/2020) dinihari. Pengakuan itu ternyata hanya akal-akalan bocah remaja itu untuk menghindari kemarahan orangtuanya saja. (dit/tif).