Penyebaran HIV/AIDS di Purwakarta Meningkat

Kasie Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Purwakarta, Dr. Meisera Pramayanti

PURWAKARTA – Jumlah kasus HIV-AIDS di Kabupaten Purwakarta terus mengalami peningkatan. Bahkan menurut catatan Dinas Kesehatan (Dinkes), penyebaran HIV-AIDS didominasi kalangan usia produktif.

“Tahun ini ada 58 kasus HIV, itu hitungan sampai bulan Juni. Kalau seluruhnya 632 kasus HIV-AIDS, jadi ada peningkatan,” kata Kasie Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Purwakarta, Dr. Meisera Pramayanti. Selasa (2/7/2019)

Meski begitu, ditambahkan perempuan yang akrab disapa dr. Mey itu, saat ini kesadaran masyarakat akan bahaya HIV-AIDS sudah semakin baik. Salah satu indikatornya, semakin banyak warga yang bersedia melakukan tes antiretroviral (ARV). Selain itu, stigma negatif dari masyarakat juga tidak sedahsyat dulu.

“Dengan begitu, saat ini lingkungan di masyarakat, sudah mengalami perubahan. Bahkan, mendukung warganya untuk melakukan tes sejak dini. Kami apresiasi atas keberanian masyarakat ini,” ujar Dr. Mey

Sementara itu, Kabid Kepemudaan, Disporaparbud Kabupaten Purwakarta, Ahmad Arif Immamulhaq mengatakan, penyakit AIDS yang diakibatkan virus HIV adalah gangguan kesehatan yang menjadi momok bagi siapa pun. Bahkan berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, lebih dari 50% pengidap HIV-AIDS di Kabupaten Purwakarta yang terindikasi dan dengan rentang usia 16-30 tahun.

“Ini cukup mengejutkan. Persoalan penanggulangan dan pencegahan HIV-AIDS perlu penanganan serius dan komprehensif, lintas sektor dan sinergis antar instansi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat itu sendiri. Kata kuncinya komitmen dan koordinasi,” ujar Ahmad Arif.

Menurutnya, HIV-AIDS Ini bukan hanya karena risiko kesehatan yang harus dihadapi, tapi juga stigma negatif masyarakat yang diarahkan kepada pengidap HIV/AIDS sangat keliru.

Penderita HIV/AIDS kerap diasumsikan sebagai seseorang yang memiliki lingkup pergaulan seksual bebas dan tidak sehat, misalnya tunasusila dan mereka yang menggunakan jasanya.

“Padahal tidak selalu penderita HIV/AIDS merupakan seseorang yang memiliki citra negatif, karena anak-anak yang masih polos pun bisa menjadi korban virus ini,” jelas Arif sapaan karibnya.

Ia menambahkan, bila dilihat dari trend penyebarannya yang meningkat setiap tahunnya, maka pengendalian dan pencegahan HIV-AIDS harus lebih cermat, fokus dan terencana.

“HIV sangat sulit dideteksi dan hanya bisa diketahui melalui tes darah sehingga sering digambarkan sebagai fenomena gunung es. Hal ini sudah tentu sangat mengkawatirkan dan menuntut perhatian serta kepedulian secara serius dari semua pihak,” pungkasnya. (uws/naz)

Baca juga

Leave a Comment