Nelayan Cirewang Kesal, Hasil Tangkapan Menurun Akibat Aktivitas Alat Berat

Kunjungan DPD PNTI Subang & KUD Cirewang ke lokasi yang terkena imbas tambak ikan, dimana tambak ikan dalam tahap pengerukan. (foto: Sri)

SUBANG – Sektor Perikanan menjadi tumpuan hidup sebagian besar nelayan Cirewang Desa Pangarengan Kecamatan Legonkulon. Sayangnya sektor ini kini mulai terganggu sejak adanya eskavator pengeruk pasir atau lumpur yang berada di tengah laut Cirewang. Hasil tangkapan ikan pun menjadi berkurang. Aktivitas nelayan tradisional menjadi terganggu karena keberadaan eskavator tersebut.

Ketua KUD Nelayan Cirewang Jaedun membenarkan bahwa adanya aktivitas eskavator tersebut memang menganggu kegiatan nelayan Cirewang. Mayoritas nelayan tradisional Cirewang hanya memiliki kapal ikan kecil dengan kapasitas mesin 2 GT (Gros Tonnage) dan hanya bisa melaut tidak jauh dari lepas pantai. “Untuk sekarang ini di area tersebut mau dijadikan tambak, dalam pelaksanaan eskavator itu sudah berjalan sejak 15 hari lalu,” ucap Jaedun kepada prasastijabar.com pada Kamis (25/7/2019).

Sebanyak kurang lebih 70 nelayan Cirewang yang menggantungkan hidupnya di kawasan tersebut mulai mengeluh atas kondisi yang ada. Kalau kondisi ini terus berlangsung tidak menutup kemungkinan nelayan kecil Cirewang akan kehilangan mata pencahariannya. Untuk itu, nelayan di sana saat ini meminta perlindungan pada KUD Nelayan Cirewang dan Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia (PNTI) Kabupaten Subang.

Sejauh ini, pihaknya baru sebatas mengajukan permohonan bantuan melalui DPD PNTI Kabupaten Subang perihal permasalahan ini. Namun ia juga berharap kepada instansi terkait di Kabupaten Subang bisa membantu mencari solusi terkait hal ini.

Sementara itu, Ketua DPD PNTI Kabupaten Subang Ali Haerudin mengatakan pihaknya datang ke Cirewang karena mendengar keluhan-keluhan dari nelayan mengenai adanya aktivitas alat berat yang berada di sekitar laut Cirewang.

“Lahan usaha nelayan kecil yang terancam habis dalam kurun 1-2 tahun mendatang di kampung Cirewang Desa Pangarengan Kecamatan Legonkulon, tolong dibantu teriakan nasib mereka agar didengar oleh pihak-pihak terkait,” ucap Ali.

Ia belum mengetahui secara detail mengenai aktivitas tersebut, namun dari informasi yang didapatnya, wilayah tersebut sedang dikeruk dan dijadikan tambak. “Disini tengah dibuat lahan tambak ikan. Masyarakat berduit yang bekerja sama dengan LMDH setempat dan pastinya ada oknum pejabat di lingkungan perhutani,” ungkap Ketua DPD PNTI Subang.

“Itu sudah mulai aktivitasnya, ada eskavator di tengah laut yang biasa nelayan lakukan aktivitasnya disana. Siapa pemilik proyek tersebut belum di ketahui dan belum ada laporan atau ijin kepada masyarakat nelayan setempat. Yang pasti itu lahan negara yang digunakan sekelompok orang yang mereka tertawa diatas derita nelayan kecil,” pungkas Ali.

Wakil Ketua IV DPD PNTI Kabupaten Subang Huban Khabir menyampaikan harapannya kepada Pemerintah Kabupaten Subang agar lahan yg kini di jadikan tambak, dikembalikan kesemula untuk tempat nelayan mengambil rejeki di situ. Sambil mempersiapkan alih perahu dari yang kecil ke yang besar, karena memerlukan juga keahlian khusus, setidaknya harus ada pelatihan. (sri/naz)

Baca juga

Leave a Comment