Kontrak AHF Berakhir, Begini Curhatan ODHA Purwakarta

Seorang ODHA Asal Kecamatan Darangdan, Tengah Konsultasi dengan Kader Penanggulangan HIV-AIDS Yayasan Resik Purwakarta. (Foto : Uwes/Praja).

PURWAKARTA-Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) di Kabupaten Purwakarta berharap kerjasama atau kontrak Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM) Internasional yaitu Aids Healthcare Foundation (AHF) untuk Indonesia terus dilanjutkan.

Selama ini, AHF selalu memberi dukungan penuh hingga memberikan bantuan medis bagi orang yang terjangkit virus HIV/AIDS.

ODHA Asal Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, AS (34), mengaku bingung karena berakhirnya kontrak AHF untuk Indonesia berhenti, otomatis semua dukungan untuk ODHA di Kabupaten Purwakarta pun turut berhenti.

“Berarti kalau AHF berhenti, tes viral load saya harus bayar sendiri dong. Tes viral load kan enggak murah, jangankan buat bayar tes tersebut, buat hidup sehari-hari aja susah,” ungkap ibu yang sudah memiliki satu anak itu. Senin (8/7/2019).

Menurutnya, selama ini dukungan dari AHF sangat diperlukan buat ODHA seperti dirinya. untuk memperoleh layanan obat Anti Retroviral (ARV) di RSUD Bayu Asih Purwakarta, dirinya harus merogoh kocek yang lumayan besar dan tak jarang dirinya suka kebingungan.

“Obatnya sih emang gratis ,tapi untuk daftar dan ongkos dari Darangdan ke RSUD Bayu Asih lumayan juga untuk ukuran saya. Tak jarang saya suka kebingungan setelah obat habis dan uang gak punya, namun berkat bantuan AHF melalui Yayasan Resik Purwakarta suka membantu saya ketika dalam kebingungan tersebut. Saya tak bisa membayangkan jika AHF tidak diperpanjang kontraknya,” ucap AS dengan nada resah saat berbincang di kediamannya.

Terlihat dari sorot matanya, tampak AS begitu ketakutan karena dikhawatirkan tidak bisa lagi mendapatkan obat ARV yang selama beberapa tahun terakhir mempertahankan kelangsungan hidupnya.

“ARV itu sudah menjadi bagian dari hidup saya dan ini akan berlaku sampai ajal tiba. Kalau nanti saya gak punya uang untuk mendapatkan obat itu, Virus HIV dalam tubuh kembali berkembang, dan nyawa saya pun seakan diujung tanduk” ungkap AS dengan nada lirih.

Dengan begitu dirinya berharap Pemerintah dapat mempertahankan kontrak kerja sama dengan AHF. Kontrak kerjasama AHF Indonesia sudah berakhir pada Juni 2019 belum lama ini.

“Kami sangat bingung kalau AHF berhenti, jadi kami mohon lah kepada pemerintah untuk agar melanjutkan kontrak dengan AHF,” tutup AS. (wes/tif).

Baca juga

Leave a Comment