KARAWANG-Mendekati tahapan Pilkada Karawang 2020, intrik dan permukatan jahat dalam dunia politik sulit dihindari, bahkan cenderung menguat. Belakangan ini berhembus kabar adanya surat mosi tidak percaya 22 Pengurus Kecamatan (PK) Golkar yang ditujukan kepada DPP Partai Golkar untuk Ketua DPD Golkar Karawang, Sukur Mulyono.
Ditemui Prasastijabar.com di Kantor DPD Partai Golkar Karawang, Mulyono mengatakan, dirinya sudah mencium konspirasi jahat untuk menjatuhkannya paska Pemilu 2019 demi kepentingan syahwat politik oknum kader Golkar agar bisa maju di Pilkada 2020. Oknum kader tersebut lalu menggembosi beberapa PK Golkar Karawang untuk menandatangani surat yang dimanifulasi untuk mosi tidak percaya melalui penggeraknya Ade Mantri (AM).
“Penggerak kekisruhan ini adalah kader AM. AM ini mengiming-imingi PK dengan uang Rp4-5 juta supaya mau menandatangani surat mosi tidak percaya,” kata Mulyono kepada Prasastijabar.com, Selasa (23/7/2019).
Fakta sebenarnya, ucap Mulyono, sebagian besar PK tidak mengetahui kalau surat yang mereka tandatangani itu adalah surat mosi tidak percaya. Pasalnya, oknum yang menyodorkan surat itu kepada mereka menyebut surat itu berupa surat dukungan kepada Mulyono agar tetap bertahan sebagai Ketua DPD Partai Golkar Karawang.
“Jadi intinya, para PK enggak tahu kalau itu mosi tidak percaya, mereka tertipu,” ujarnya.
Tempat yang sama, Ketua PK Golkar Jayakerta, Ono, membenarkan kalau dirinya diberi sejumlah uang kisaran Rp4 juta dengan syarat harus menandatangani terlebih dahulu sebuah surat yang dikiranya surat dukungan untuk Mulyono. Tetapi belakangan beredar bila ternyata surat itu adalah surat mosi tidak percaya kepada Mulyono.
“Kalau tahu surat itu mosi tidak percaya saya enggak mau mengkhianati Pak Mulyono dengan menandatanganinya, kalau perlu saya balikin lagi uangnya,” imbuhnya dengan penyesalan.
Terpisah, AM mengakui bila dirinya menggerakan PK lainnya untuk mengusung mosi tidak percaya kepada Mulyono selaku Ketua DPD Partai Golkar Karawang. Munculnya mosi tidak percaya dipicu lantaran tidak adanya transparansi dana saksi partai pada Pemilu 2019.
“Padahal kata Pak Dedi Mulyadi (Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat-red), bahwa setiap kabupaten/kota ada dana saksi, nyatanya tidak ada di Karawang. Jadi bayangkan berapa puluhan ribu suara yang kemungkinan hilang karena tidak ada saksi partai,” ucapnya.
AM pun menampik bila para PK yang menandatangani surat mosi tidak percaya diiming-imingi sejumlah uang capai jutaan rupiah. Mosi tidak percaya itu muncul murni dari para PK tanpa diiming-imingi uang.
“Kalau cuman ngopi bareng mah itu wajar,” pungkasnya. (red).