Kesal Tidak Diterima Kerja di PT Cangshin, Warga Gintungkerta Tutup Akses Menuju Pabrik

KARAWANG-Sejumlah warga Desa Gintungkerta, Kecamatan Klari menutup jalan menuju PT Changshin yang berlokasi di desa mereka. Akibat hal itu, ratusan karyawan pabrik yang memprodukasi sepatu tersebut terhambat masuk kerja, Jumat (27/8/2021).

Sebagian karyawan memaksa masuk pabrik melalui jembatan kecil di atas anak Sungai Citarum. Namun tindakan karyawan itu mengundang resiko tercebur ke aliran sungai.

Dari keterangan yang dikumpulkan di lapangan, aksi penutupan akses menuju pabrik dipicu kekesalan warga yang tidak diterima bekerja di PT Cangshin. Padahal, lamaran sudah diajukan beberapa bulan lalu.

“Kami ingin warga Gintungkerta diprioritaskan bekerja di PT Shangchin. Semacam ada kuota khusus lah bagi kami,” ujar Kepala Dusun setempat, Ato.

Dia bahkan mengancam akan kembali menutup jembatan penghubung menuju PT Changshin jika tuntutannya tidak direspon pihak perusahaan.

“Kalau tidak dipenuhi atau tidak ada solusi, kami akan melanjutkan aksi demo dan menutup lag akses menuju pabrik,” katanya.

Menurutnya, selama ini pihak peusahaan terkesan mendahulukan warga luar untuk bisa bekerja. Sementara ratusan lamaran dari warga Gintungkerja menumpuk di kantor desa,” katanya.

Dijelaskan, saat ini lamaran ke PT Changshin harus melalui website Disnakertrans Karawang. Sementara warga setempat mengaku sulit untuk mengakses website tersebut.

“Mereka mengeluh. Untuk menginput data saja baru bisa masuk subuh. Padahal buka websitenya dari malam,” katanya.

Ato bahkan mengungkapkan, para pelamar Desa Gintungkerta juga kalah bersaing dengan para pelamar yang menggunakan calo. “Isunya, untuk bisa masuk kerja harus bayar Rp10 juta sampai Rp15 juta. Makanya warga kami kalah bersaing,” kata Ato dengan nada tinggi.

Di tempat yang sama Kapala Seksi Pengembangan Masyarakat Desa Gintungkerta, Ruli Ahmad menjelaskan, sejak akhir 2018 lalu, sudah ada 500 lamaran kerja menumpuk di kantornya. Lamaran itu berasal dari para pencari kerja asli warga sekitar pabrik yang meminta pertolongan perangkat desa.

“Tetapi hanya sebagian kecil yang diterima,” katanya. (Dodo Rihanto)

Baca juga

Leave a Comment