Desa Karangligar, khususnya Dusun Pangasinan dan Kampek, merupakan lokasi langganan banjir setiap musim penghujan tiba. Dalam setahun desa itu bisa diterjang banjir puluhan kali.
Hal itu diungkapkan salah seorang Satuan Tugas Penanggulangan Bencana (Satgas PB) Kecamatan Telukjambe Barat, Kaming, Rabu (22/1/2025). “Sudah tidak aneh Karangligar kebanjiran. Ada ratusan jiwa warga Karangligar yang bolak-balik mengungsi jika rumahnya terendam air bah,” katanya.
Kaming menjelaskan, banjir yang terjadi saat ini menerjang 77 rumah yang dihuni 276 orang. Selain itu ada 1 musolah yang juga terendam air.
Ketinggian air bah, lanjut Kaming, mencapai40 sampai 80 Cm. Tinggi muka air diprediksi bakal terus naik, karena hujan masih turun di wilayah Karawang selatan.
Disebutkan juga, banjir yang melanda Desa Karangligar berasal dari luapan Sungai Cibeet dan Citarum. Ketika volume air Citarum naik, otomatis air Cibeet meluap, karena aliran dua sungai besar menyatu di Dusun Munjiah, Telukjambe Barat yang lokasinya tidak jauh dari Desa Karangligar.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang, Ferry Muharram mengaku jika bantuan logistik saat ini belum diturunkan ke lokasi bencana. Alasanya, pihak BPBD masih melakukan assessment dan mendahulukan evakuasi warga terdampak banjir.
“Saat ini kami masih melaksanakan assesment dan evakuasi warga. Assessment ini juga untuk mendata kebutuhan warga terdampak. Insyaallah secepatnya akan kami kirim turunkan bantuan logistiknya,” kata Ferry.
Sementara itu, Agus Tohaeri, warga terdampak banjir dari Dusun Pangasinan menyebutkan, bajir yang menerjang desanya sudah terjadi sejak belasan tahun silam. Setiap hujang deras turun di hulu Sungai Cibeet, dipastikan Karangligar bakal diterjang banjir.
“Kendati wilayah kami tidak ada hujan, kalau hulu Cibeet diguyur hujang ya Karangligar kebanjiran,” kata Agus dengan nada memelas.
Dikatakan juga, dari dahulu hingga sekarang belum ada solusi konkret dari pemerintah untuk mencegah banjir di Karangligar. Sebab, di sepanjang aliran Cibeet tidak ada tanggul penahan air, apalagi bendungan yang mampu menampung air hujang di bagian hulu.
“Kami hanya bisa pasrah sambil menunggu kemurahan pemegang kebijakan dalam menangani masalah banjir di Karangligar,” ucapnya.(red)