Giat KKN Tematik, Mahasiswa UBP Bikin Lubang Resapan Biopori di Desa Wadas

Mahasiswa UBP Karawang sedang membuat lubang resapan di Desa Wadas. (Foto : Istimewa).

KARAWANG-Mahasiswa Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang saat ini sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan tema Citarum Harum, yang artinya mahasiswa memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada dialiran sungai Citarum termasuk dampak yang ditmbulkan oleh sampah yang ada di sekitar Citarum.

Menurut Ketua KKN UBP Karawang di Desa Wadas, Alfi Fadli, belum lama ini pihaknya melaksanakan program kerja yaitu yaitu membuat lubang resapan biopori atau lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah.

Selain itu, sambungnya, biopori tersebut dapat membuat tanah sekitar lubang resapan tersebut menjadi lebih subur, membantu menangani limbah organik serta mengurangi resiko banjir yang diakibatkan oleh hujan atau luapan sungai citarum.

“Pembuatan biopori tersebut dilakukan di RT 08 RW 09, Desa Wadas, Kecamatan Telukjambe Timur, atau lebih tepatnya di Perumahan Karaba Indah Blok P. Kegiatan ini didampingi juga oleh DLHK (Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan) Karawang. Karena program tersebut adalah bentuk kerjasama antara mahasiswa KKN UBP Desa Wadas, DLHK dan Ecovillage,” kata pria yang disapa Didih ini kepada Prasastijabar.com, Selasa (16/7/2019).

Ia menuturkan, proses pembuatan lubang resapan biopori di awali dengan pemotongan pipa, kemudian pembuatan pori-pori pada pipa tersebut, lalu dilanjutkan dengan membuat lubang pada tanah dengan kedalaman 1 mete.

“Selanjutnya pipa tersebut ditanam pada lubang tanah lalu diisi oleh sampah organik hingga padat, lalu lubang tersebut di tutup (tidak permanen),” ungkapnya.

Menurut Didih, kegiatan pembuatan lubang resapan biopori berlangsung selama tiga hari yaitu pada tanggal 9-11 juli 2019.

“Pembuatan lubang pada tanah membutuhkan waktu yang cukup lama, diakibatkan oleh alat-alat dan perlengkapan penunjangnya hanya sedikit dan dilakukan secara manual serta keterbatasan SDM,” pungkasnya. (red).

Baca juga

Leave a Comment