
Fenomena Halo Matahari.
PURWAKARTA-Masyarakat Purwakarta dibuat takjub dengan sebuah penampakan fenomena alam yang memperlihatkan matahari dikelilingi cahaya berbentuk cincin berwarna pelangi.
Bahkan sejumlah netizen langsung mengunggah foto dan video fenomena yang berlangsung sekitar waktu salat Jumat itu di media sosialnya.
Beragam komentar hingga ungkapan pun turut menanggapi fenomena alam yang jarang terlihat tersebut. Bahkan di antaranya mengaitkan dengan pandemi virus Covid-19.
Salah satu warga Kecamatan Darangdan, Gunawan (36) mengatakan,fenomena alam tersebut bagian dari kekuasaan Allah dan ia berharap hal itu pertanda jika wabah virus yang saat ini sedang terjadi segera berakhir.
“Apalagi ini terjadi disaat kami melaksanakan salat Jumat, semoga ini membawa keberkahaan dengan segera berakhirnya pandemi virus Corona,” ujarnya, Jumat (3/4/2020).
Baca juga : Warga Purwakarta Mengeluh, Masih Ditagih Bank Emok Saat Social Distancing
Senada, warga Purwakarta lainnya, Vida(32) mengatakan, dirinya sempat terheran- heran dan takjub melihat fenomena tersebut. Dirinya berharap, hal itu bukan lah pertanda akan datangnya bencana atau hal buruk lainnya.
“Ya semoga saja ini fenomena biasa terjadi dan bukan pertanda buruk,” ucapnya.
Sementara, dikutip dari berbagai sumber, fenomena matahari bercincin pelangi ini biasa disebut ‘halo’. Yakni fenomena optis berupa lingkaran cahaya di sekitar matahari dan bulan dan kadang-kadang pada sumber cahaya lain seperti lampu penerangan jalan.
Ada berbagai macam fenomena halo, namun umumnya halo muncul disebabkan oleh kristal es pada awan cirrus yang dingin yang berada 5–10 km atau 3–6 mil di lapisan atas troposfer.
Matahari cincin atau halo matahari merupakan salah satu dari fenomena optik atmosfer. Termasuk fenomena yang jarang terjadi di negara tropis.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta, Wahyu Wibiesono menjelaskan, fenomena halo matahari merupakan fenomena alam yang biasa terjadi dan tak perlu dihubung-hubungkan dengan hal mistis apalagi bencana alam.
Menurut penjelasannya, halo matahari merupakan fenomena optis berupa lingkaran cahaya di sekitar matahari dikarenakan ada pembiasan sinar matahari oleh awan lapisan tinggi.
“Fenomena ini adalah peristiwa biasa seperti halnya pelangi dan bukan pertanda bencana, seperti gempa atau lainnya,” jelasnya.
Wibi sapaan akrabnya mengungkapkan, warga tidak perlu panik atau terpengaruh dengan mitos atau informasi yang bisa menyesatkan terkait fenomena itu jika ke depan muncul kembali di langit Kabupaten Purwakarta.
“Jangan terpengaruh dengan mitos atau informasi yang menyesatkan. Kalau sudah beberapa saat setelah matahari bersinar, partikel air yang super dingin di awan cirrus, dengan sendirinya fenomena itu akan hilang,” pungkasnya. (wes/tif).