Dipercaya Turun Temurun, Batu Tapak Ini Merupakan Jejak Telapak Kaki Sangkuriang

Samsudin Menunjukan Bekas Telapak Kaki Sangkuriang dan Telapak Kaki Kuda Diatas Bongkahan Batu. (Foto : Uwes/Praja).

PURWAKARTA-Sebuah tapak yang menyerupai bekas tapak kaki manusia dan tapak kaki kuda yang terdapat di atas bongkahan sebuah batu di tengah sungai di Kampung Mekarsari RT 15 RW 07, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, dipercaya masyarakat setempat sebagai tapak kaki tokoh legendaris suku Sunda yaitu Sangkuriang.

Tak pasti kapan batu tersebut pertama kali ditemukan dan di percaya sebagai salah situs peninggalan bersejarah. Tapak kaki tersebut sudah turun temurun dipercaya sebagai tapak kaki Sangkuriang dan bahkan dipercaya sebagian masyarakat mempunyai kekuatan magis.

”Tidak tahu sejak kapan batu ini di sebut sebagai batu tapak Sangkuriang, yang pasti hingga kini hal tersebut dipercaya dan bahkan ada warga yang sering melakukan ritual,” terang tokoh setempat, Samsudin, sambil menunjukan tapak kaki yang disebut tapak kaki Sangkuriang tersebut, Sabtu (6/7/2019).

Ditambahkan warga lainnya, Mak Eten (64), tak jauh dari batu Tapak Sangkuriang terdapat batu lainnya yang sama dipercaya memiliki kekuatan magis dan sering terjadi keanehan bernuansa mistik di sekitar batu tersebut. Bedanya, jika batu Tapak Sangkuriang memilik tanda bekas mirip tapak kaki manusia dan tapak kaki kuda, batu lainnya terdapat lubang – lubang mirip bekas ditusuk jari tangan.

”Batu satu nya lagi cuma sekitar sepuluh meter dari batu tapak, sama keramatnya dan dipercaya bagian dari batu tapak” ujar Mak Eten.

Pernah suatu waktu, cerita Mak Eten, dilokasi tersebut sering tercium wangi-wangian hingga tercium aroma kopi hingga tak jarang nuansa mencekam pun terasa. Bahkan pernah beberapa kali warga dari luar daerah sengaja mengunjung batu tapak untuk sekedar melihat hingga melakukan ritual dan bertapa.

”Sebetulnya emak tidak begitu mengetahui hal-hal bersipat gaib apalagi kalau dikaitkan dengan kebenaran situs tapak Sangkuriang, tapi kepercayaan tentang batu tapak dan segala sesuatunya itu sudah terjadi turun temurun,” jelas Mak Eten.

Namun untuk memastikan hal itu perlu dipenelitian ahli.
“Sayangnya sampai saat ini belum ada tim peneliti dari arkeolog atau pemkab setempat turun memeriksa situs ini,”pungkasnya. (wes/tif).

Baca juga

Leave a Comment