Cerita Kopral, Sekolahkan Dua Anaknya dari Hasil Parkir

KOPRAL BERAKSI: Kopral saat menjalani profesinya.

KOTA BEKASI – Kisah mengharukan datang dari sosok seorang juru parkir di perlintasan kereta api Pasar Proyek, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat. 

Pria bernama Diryan atau beken disapa Kopral ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi para pengendara yang kerap melintas di jalur perlintasan kereta api Pasar Proyek.

Kopral adalah satu dari empat juru parkir di lokasi itu. Namun, diantara juru parkir, Kopral lah yang paling tua dan senior dalam tugasnya.

Meski hanya seorang juru parkir, kegigihan Kopral mencari pundi-pundi rupiah demi keluarga patut diapresiasi. Musababnya, dari penghasilan itu kini ia sukses telah menyekolahkan hingga lulus di salah satu sekolah di Bantar Gebang.

“Anak saya ada dua, sudah lulus sekolah, dua-duanya juga sudah bekerja di pabrik, alhamdulillah lah,” kata Kopral, Rabu (24/7/2019).

Sejatinya, kata Kopral, ia berkeinginan meneruskan pendidikan kedua anaknya sampai ke bangku kuliah. Namun lantaran umurnya yang sudah hampir menyentuh 60 tahun itu kini tak punya daya. 

Kopral sendiri mengaku belum pernah merasakan bangku sekolah. Sebab, keuangan orang tua pria asal Indramayu, Jawa Barat ini tak dapat mencukupi.

“Saya tidak pernah sekolah, saya saja tidak tahu umur saya berapa. Paling sekitar 55-57 tahun tapi yang jelas belum sampai 60 tahun,” ujar pria yang juga buta huruf ini.

Dengan dasar itulah ia bertekad menyekolahkan anaknya setinggi mungkin agar dapat memperoleh pekerjaan yang ideal.

“Saya hidupi keluarga dari hasil parkir sejak saya nikah. Sekarang istri sudah tidak punya, duda, sudah cerai lama. Anak-anak saya sekolahkan biar dapat pekerjaan bagus,” tutur Kopral.

Ia menceritakan suka duka menjadi juru parkir di lokasi itu adalah untuk mencegah adanya korban kecelakaan di perlintasan kereta api. Apalagi, dulu kata dia palang pintu di perlintasan tersebut masih terbuat dari sebuah kayu.

“Banyak yang terobos, itu kan bahaya. Akhirnya gua jagain biar kaga ada yang celaka, sampai sekarang dah markirin disini (Perlintasan Pasar Proyek). Duku mah palangnya kan masih kayu, belum kayak sekarang beton,” kenang dia.

Sejak dari itu, perlintasan kereta api Pasar Proyek menjadi mata pencaharian Kopral dan teman-temannya mencari rupiah untuk menghidupi keluarganya.

“Sekarang mah enak, kita jaga ganti-gantian (shift) setiap dua jam sekali. Kalau saya jam 04.00-08.00 WIB sama jam 14.00-16.00 WIB. Nah sisanya teman-teman saya. Dulu saya kerja di kampung (Indramayu) cuma nyangkul dan merantau kesini (Kota Bekasi),” jelas Kopral.

Kopral juga sangat bersyukur para pengendara yang melintas di sana ramah dan tak segan memberikan sebagian rezekinya acap kali ia berjaga.

Namun, bukan cuma-cuma para pengunjung memberikan uangnya kepada Kopral. Dibalik itu, Kopral rupanya kerap beraksi memeragakan silat ditengah perlintasan kereta api.

Tujuannya kata Kopral, memang untuk menarik simpati para pengendara yang melintas terutama roda empat atau mobil pribadi. 

“Baik-baik, saya sampai banyak kenal orang (pengendara) langganan. Ya ada yang kasih Rp2000-Rp5000. Empat jam saya jaga bisa dapet Rp150 ribu kalau lagi rame, kalau sepi paling Rp100 ribu,” ungkap Kopral.

Dari situ Kopral mengumpulkan uangnya untuk keperluan dua putranya sekolah. Sementara Kopral tinggal di atas tanah milik PT. Kereta Api Indonesia (KAI).

“Rumah enggak bayar, saya bangun ya dari kayu. Saya ngomong dulu sama oranh dalam (PT.KAI) ya di bolehin, uangnya saya sisihin buat anak sekolah dan sekarang sudah pada kerja,” ujarnya.

Disamping itu, Kopral juga menceritakan jika di lokasi mata pencahariannya itu tak pernah berbuat neko-neko kepada para pengendara yang melintas. Sekalipun melihat pengendara yang ugal-ugalan.

“Ya enggak, saya juga enggak pernah maksa kalau minta uang. Ya kalau dikasih saya ambil, enggak kasih gak apa. Ada pengendara ugal-ugalan juga ya biarin, bukan urusan saya juga,” katanya.

Selama 20 tahun berjaga di perlintasan kereta api Pasar Proyek, banyak hal unik yang dikenangnya. Contohnya adalah kerap menemukan uang dalam jumlah besar.

“Kadang ada uang jatuh, saya ambil lah. Tapi kalau ada yang nyariin pasti saya balikin, kalau enggak ya itu rezeki saya. Saya juga sering nolong orang jatuh, saya amanin tuh uangnya sama barang berharga biar gak diambil orang,” pungkasnya. (kub)

Baca juga

Leave a Comment