
Ikan mati membusuk timbulkan aroma tak sedap.
KARAWANG-Penderitaan warga Desa Cemara Jaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, tampaknya makin bertumpuk. Tumpahan minyak mentah Pertamina tak hanya menghilangkan mata pencaharian sebagian warga di sana yang mayoritas sebagai nelayan, petambak serta pengepul ikan.
Kini permasalahan lain timbul, yakni munculnya aroma menyengat dari bangkai ikan yang membusuk di pesisir pantai. Diduga, ikan-ikan tersebut mati akibat tercemar minyak mentah Pertamina di laut lepas Karawang.
Seorang warga setempat, Tarwi, mengeluhkan kondisi tersebut. Apalagi kompensasi kerugian warga belum jelas kapan diterima dari pihak Pertamina.
Baca juga : Minyak Tumpah di Utara Karawang, Mulai dari Aroma Menyengat, Hingga Merusak Sepatu
“Warga juga tak berani mengonsumsi makanan yang berasal dari laut. Mereka khawatir, lauk yang mereka santap tercemar limbah minyak mentah yang masuk dalam kategori limbah B3,” ucapnya, Sabtu (10/8/2019).
Menanggapi hal ini, LSM ForkadasC+ menyatakan kerusakan lingkungan dan ekosistem laut terancam akibat tumpahnya minyak cukup mengkhawatirkan. Tak hanya mengganggu keberlangsungan hidup manusia, tetapi juga terumbu karang.
“Kami khawatir, tumpahan minyak ini merusak terumbu karang Ciparage dan Sendulang yang berjarak enam mil laut dari muara Pasir Putih,” kata Sekretaris Forkadas Citarum Kabupaten Karawang, Yuda Febrian Silitonga, melalui press release yang diterima redaksi Prasastijabar.com.
Menurut Yuda, berdasarkan pantauan citra satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), terlihat perbedaan antara luasan tumpahan minyak pada 18 Juli dengan 21 Juli lalu. Pada 18 Juli, kata Yuda, tumpahan minyak masih jauh dari lokasi terumbu karang.
Baca juga : Ridwan Kamil Ultimatum Pertamina, Penyelesaian Bencana Minyak Tumpah Harus Selesai dalam 14 Hari
Namun, lanjut Yuda, pada 21 Juli terlihat luasan tumpahan minyak mencapai ke terumbu karang Ciparage dan Sendulang. Pantauan terakhir hingga 6 Agustus lalu, tumpahan minyak belum terlihat di Cilamaya hingga Tempuran.
“Ketika minyak tumpah ke perairan, bisa terapung, tenggelam kemudian larut, dan menguap. Hal tersebut memungkinkan tumpahan minyak bisa mengendap dan menutupi permukaan terumbu karang,” jelasnya.
Terlebih, sambung Yuda, tumpahan minyak diketahui sudah mencemari hutan bakau di Cilebar, Sedari, Tambak Sumur, dan Pantai Beting Bekasi. Kejadian ini harus menjadi perhatian negara, khususnya permasalahan pemulihan ekosistem lingkungan.
“Kejadian ini menjadi ancaman serius bagi ekosistem terumbu karang Ciparage dan Sendu lang, serta ekosistem mangrove,” kata Yuda.
Hingga kini, tumpahan minyak masih menyebabkan nelayan dan petambak menjerit. Dampak pencemaran limbah yang terjadi di sembilan desa membuat petambak udang terpaksa panen lebih awal. (red).
Baca juga : Hitung Kerugian Warga Akibat Kebocoran Minyak Pertamina, Pemkab Bentuk Tim Kompensasi