BOGOR – Memprihatinkan, mungkin itu yang bakal terucap bagi siapapun yang mengetahui nasib Amat Nurhasan, pria berusia satu abad. Warga Kampung Pabuaran Sawah, Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor ini, merupakan warga pribumi yang turut berjuang memerdekakan bangsa ini dari tangan penjajah Belanda dan Jepang.
Pria renta itu kini menghabiskan sisa hudupnya bersama sang istri, Miah (90), di sebuah rumah yang tampak kumuh dengan bagian genting yang sudah terlihat ambruk.
“Kalau bapak mah asli sini dan sampai sekarang tidak pindah kemana-mana, bapak mah disini saja,” ujar Amat dengan dialek sundanya, Rabu (31/7/2019).
Dengan gamblang, kepada prasastijabar.com, Amat pun menceritakan pengalamannya selama berjuang bersama Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Hanya berbekal bambu runcing, ia turut bergerilya keluar masuk hutan demi mengusir penjajah.
“Iya sumanget (Semangat, Red.) bareng-bareng dengan tentara melawan Belanda sama Jepang,” katanya menggebu-gebu.
Cerita tentu tinggal cerita. Bahkan mungkin, kini hanya menjadi sebuah kenangan disisa hidupnya, walaupun pemerintahan setempat dan warga sekitar mengetahui bahwa Amat adalah sang mantan pejuang kemerdekaan.
Ironis, di usia senjanya ini Amat hampir tak terlirik oleh generasi pengisi kemerdekaan yang disadari atau tidak, didapat atas perjuangan dirinya bersama para pejuang lain dalam merebut kemerdekaan kala itu.
“Waktu itu mah kan saya masih muda, jadi seneng aja ikut perang sama tentara. Malahan mah saya sempet ditawarin masuk tentara tapi nggak mau,” papar Amat.
Meski tidak secara terbuka dan terkesan malu-malu, Amat berharap bisa mendapat perhatian dari pemerintah daerah mapun pemerintahan setempat untuk keberlangsungan hidupnya. (man)