
Kagiatan Mancing Bareng.
PURWAKARTA-Tidak hanya sekedar menyalurkan hobi, kegiatan memancing kerap dijadikan sejumlah orang untuk ajang silaturahmi dan hiburan dengan menggelar kegiatan Mancing Bareng (Mabar), baik secara perorangan hingga melibatkan sejumlah komunitas mancing sebagai pesertanya.
Bisanya, kegiatan Mabar diatur oleh panitia yang dibentuk sebelumnya untuk mengatur waktu dan tempat hingga teknis atau aturan dalam Mabar tersebut.
“Meski ajang silaturahmi, tapi tetap harus adil atau netral, misalnya, tempat duduk pemancing diberi nomor dan pengambilannya dikocok oleh panitia. Jadi tidak bisa asal duduk atau memilih sendiri spot mancingnya,” ujar Kece (37), panitia salah satu komunitas mancing saat menggelar mabar di perairan Waduk Cirata, Minggu (26/7/2020).
Baca juga : Jelang Idul Adha, Pembeli Hewan Kurban Buru Peternak Domba Hingga Kandang
Sebagai hiburan atau untuk menarik minat peserta mabar, ditambahkan Kece, terdapat hadiah sesuai katagori. Anggaran hadiah sendiri diambil dari uang pendaftaran yang dipunggut dari setiap peserta mabar.
“Kategori yang umum diperebutkan, misalnya ada juara induk nila, juara induk non nila, dan juara total berat atau hasil terbanyak ikan yang didapat. Untuk besaran hadiah, itu tergantung dana yang terkumpul,” jelasnya..
Dadan Axi (35) peserta mabar asal Bandung mengatakan, dengan adanya kegiatan mabar, komunikasi hingga tali persaudaraan antar pemancing semakin terjalin meski sebelumnya tidak saling mengenal. Mabar sendiri biasanya terbuka untuk umum tanpa menjadikan komunitas atau asal daerah pemancing menjadi penghalang.
“Tidak ada syarat khusus, peserta bebas dari mana saja, karena mabar itu sejatinya untuk silaturahmi bahkan jadi menambah saudara hanya karena kita satu hobi dan bertemu di tempat pemancingan,” ucapnya.
Kegiatan mabar sering digelar setiap komunitas pemancing dan sudah sering dilakukan hampir diseluruh perairan atau waduk yang ada di Jawabarat.
Sehingga tali persaudaraan antar pemancing tersebut pun semakin luas tanpa membedakan asal daerah pemancing.
“Semua perairan sering jadi tempat mabar, misal Waduk Saguling, Jatigede, Cirata dan Jatiluhur. Karena peserta nya bebas, kita jadi banyak kenal pemancing asal, Purwakarta, Cianjur, Sukabumi, Lembang, dan daerah lainnya,” terangnya.
Menurutnya, selain sekedar menyalurkan hobi hingga menjadikan mancing sebagai ajang silaturahmi, pemancing juga kerap melakukan aksi sosial dalam melestarikan air sebagai sumber kehidupan hingga melakukan tabur benih ikan di perairan yang umumnya berpungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air(PLTA) itu.
Seperti yang kerap dilakukan sejumlah komunitas mancing, melakukan pembersihan atau kerja bakti mengangkat eceng gondok di perairan waduk Jatiluhur.
“Itu biasanya sudah masuk agenda setiap komunitas mancing, membersihkan eceng gondok atau tabur benih ikan. Kita tahu, perairan yang ada ini merupakan sumber kehidupan, jadi keberadaan pemancing juga bukan hanya sekedar menyalurkan hobi tapi juga dapat menjaga kelestarian alam khususnya air,” pungkasnya. (wes/tif).